Link Banner

Dimana Engkau Anakku ?

Fathi Yazid Attamimi
10 Agustus 2015
----------------------------------------------------

Hari pertama pertempuran, Sekelompok In-ghimasyi alias kompi pendobrak dibawah komando grup Chechnya menyerbu sebuah pos strategis, Mendudukinya sejak siang hari, Mengibarkan bendera pasukan gabungan mujahidin, Lalu sendirian berjibaku menghadapi serbuan balik tentara rezim yang mengamuk !

Kelompok itu kecil saja, Hanya belasan pemuda Chechnya dan Suriah berpengalaman yang berani mati, Ditambah komandan yang tegar dan kepingin mati ! Dengan sedikit dukungan bombardir mortir dan terjangan senjata berat dari kompi altileri, In-ghimasyi memporak porandakan garis terdepan pertahanan lawan. Sudahnya dapat ditebak, Cukup 5 jam bagi In-ghimasyi untuk menyapu bersih satu pos mitraliur !

Tapi tentara Nushairiah di Jisr Syughur bukan sembarang tentara. Sebagian mereka BKO dari markas militer Ariha, Dan sisanya veteran Battle Turkman. Bertahun-tahun terlatih dalam perang kota dan kombat gunung hutan, Mereka menjadi kekuatan hebat yang dihadapi mujahidin ketika itu !

Tanpa menunggu lama, Para veteran Nushairiah yang baru diusir mundur mujahidin itu menerapkan rencana cadangan : Bombardement udara dan altileri berat !

Total dari jam 1 siang sampai 5 sore, Lebih dari 200 kali ledakan memekakkan telinga menghantam hanya pos yang baru dikuasai Abu Subhi dan kawan-kawan In-ghimasy nya itu saja ! Ruang sebesar tak lebih dari 2 hektar dihujani 200 lebih bom ! Jadi pukul 5 sore komandan In-ghimasyi merencanakan upaya mundur teratur daripada dibantai percuma karena melawan pun tak bisa !

Pukul 7 seluruh mujahidin telah keluar dari lokasi pembantaian, Satu persatu melapor pada komandan. Semuanya lengkap, Termasuk yang terluka atau syahid AlhamdulIllah berhasil dievakuasi

Kecuali syaikh Khalid dan Abu Subhi !

Pukul 10 malam sebuah panggilan masuk ke hp ayah Abu Subhi, Dari anaknya yang terjebak dalam gelombang pasukan Nushairiah yang kembali menguasai posnya

"Ayah, Mungkin ini terakhir engkau mendengar suaraku

Tolong jaga istri dan anakku Subhi. Didik mereka seperti engkau mendidikku. Sayangi mereka seperti engkau menyayangiku, Ceritakan tentangku, Supaya meski aku tiada, Dia tetap mengenalku

Titip salam untuk ibu, Bilang aku minta maaf atas segala kesalahan, Ridhanya adalah segalanya bagiku. Tolong sabarkan ia atas ketetapan Allah yang mungkin akan terjadi padaku sebentar lagi"

Ayahnya yang kaget segera bertanya

"Dimana engkau anakku ? Apa yang terjadi denganmu ?! Apa yang bisa ayah lakukan ?!"

Tapi jawaban Abu Subhi tak tuntas "Aku terjebak berdua dengan syaikh Khalid di..."

Telp terputus

Tengah malam, Nushairah menduduki lagi posnya yang paginya baru direbut In-ghimasyi itu, Dan sampai subuh, Bahkan sampai berbulan-bulan kemudian Abu Subhi tak kunjung pulang ke kesatuan atau terdengar kabarnya

Sang ayah yang bukan sembarang ayah, Lalu menjalankan tugasnya sebagai ayah : Menjaga anak-anaknya, Atau mengembalikan mereka ke pelukan sang istri tercinta, Ibu yang melahirkan para pejuang hebat abad ini, Yang setiap tetes airmata dan setiap bait doa selalu menyertakan buah hatinya. Segera beliau kenakan rompi magazin dan menenteng senjata yang bertahun tak pernah dipanggulnya, Demi mencari anaknya tercinta

Perebutan kota Jisr Syughur berlangsung panjang. QadarUllah, Beberapa kesalahan strategi dan intelejen yang keliru melaporkan situasi sebelum perang menyebabkan seluruh kota dan wilayah sekitarnya sempurna diduduki mujahidin 4 bulan kemudian. Ketika itu baru sebuah tim pencari menyisir setiap jengkal daerah pertempuran, Mengumpulkan jasad-jasad yang kemarin tak kembali, Mendata para syuhada yang menepati janjinya pada Sang Pencipta, Untuk terus bertempur hingga kemuliaan diraih, Atau hidup selamanya disisi Allah yang tidak pernah mematikan mereka !

Di sepetak tanah yang menghitam penuh lukisan kematian, Tim pencari menemukan jasad Abu Subhi, Tidak membusuk, Tapi hanya dari pusar ke atas. Sisanya hancur tak dapat dikenali, Bahkan sang ayah yang dipanggil pun tak dapat mengenali

Gurat kelelahan membekas di wajah ayah perkasa itu, Yang telah mempersembahkan 2 anak dan 3 menantu ke haribaan Allah. Tapi ia tak mau menyerah, Ada janji yang harus ia tepati pada ibu dari anak-anaknya, Untuk mengembalikan mereka bagaimanapun kondisinya. Sang istri hanya ingin melihat jasad sang buah hati. Tak lebih tak kurang. Ketetapan Allah telah ia terima. Ia hanya ingin menerima ketetapan itu dengan besar hati

Di saku celana jenazah Abu Subhi tersisa sebuah handphone yang setengah hangus tapi simcardnya masih utuh. Berdebar ia buka, Pasang ke handphone lain, Lalu memeriksa bekas-bekas sms atau panggilan

Ketika dijumpainya sebuah sms yang tersimpan di folder "tersimpan", Tangis sang ayah meledak

Sms itu berbunyi :

"Ayah, Ibu, Istri dan anakku...
Aku disini
Menunggu kalian InsyaAllah di Syurga..."
---------------------------------------------------

Rek Donasi Suriah dan Rohingya

Suriah (Umum)
- MANDIRI 900 0019 330 720 a.n IKRIMAH (Kcp. Katamso, Yogyakarta)
- BCA 1691 967 749 a.n IKRIMAH (Kcu. Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
- BRI 0029 0110 999 7500 a.n IKRIMAH (Kcu. Cik Ditiro, Yogyakarta)
- BNI 0317 563 523 a.n IKRIMAH (Kcp. Parang Tritis, Yogyakarta)
- Konfirmasi : Ikrimah Yazid Attamimi 081809406405

Suriah (Khusus kurban) perekor domba 250 USD
- BCA 0201251621 a.n DIMAS ADITYO
- MANDIRI 114-000-511-3413 a.n DIMAS ADITYO
- BRI 5590-01-010972-53-8 a.n DIMAS ADITYO
- Konfirmasi : Dimas Adityo 085758894656

Rohingya
BRI : 0178 0100 6069 504 a.n Said Anshar

JazakumUllah khairal jaza
Allah Yubaarik fiikum wa fii maalikum

0 Response to "Dimana Engkau Anakku ?"

Posting Komentar