Link Banner

Ibu Tak Akan Meninggalkanmu Nak...

Fathi Yazid Attamimi
19 Agustus 2015
---------------------------------------------------

Ibu tak akan meninggalkanmu nak...

Tersebutlah Abu Ahmad Ressim, Jenderal perang mujahidin nan gagah berani. Saking gagahnya, Ga ada baku tembak di Jabal Turkman yang ga menyertakan beliau. Minimal namanya disebut ketika mujahidin kelompok manapun butuh bantuan. Ya, Abu Ahmad Ressim kala itu macam Shahabat Khalid ibn Waled, Yang AlhamdulIllah selalu berhasil meloloskan mujahidin dalam kondisi kepepet seberat apapun !

Ratusan mujahidin dari berbagai kelompok mematuhi beliau. Kata-katanya adalah perintah. Tatapannya serupa elang, Menembus jarak dan waktu. Dan strateginya seratus persen masyaAllah selalu berhasil ! Bertahun-tahun pos beliau tak tertembus musuh, Padahal lokasinya yang paling vital diantara yang paling vital. Paling berbahaya diantara yang paling berbahaya. Bahkan yang paling depan diantara yang terdepan ! Saking depannya, Pernah satu kali seorang mujahidin bertatapan mata dengan seorang tentara Nushairiah di pos seberang !

Saya ga lebay, Tadi nongkrongin pos beliau, Itu bekas pos musuh memang keliatan lubang anginnya !

Ketika itu, Abu Ahmad Ressim adalah legenda hidup Jabal Turkman

Bertahun-tahun Abu Ahmad bersama keluarga tinggal di rumah berdekatan pos mujahidin. Anak istri serta ibunda beliau mengalami sendiri pahit getir ledakan dan sliweran peluru yang menyasar pos Abu Ahmad. Mereka terus mendukung lelaki kebanggaan ummat itu. Sampai akhirnya musuh makin menggila, Dan mereka harus diungsikan

Pagi buta sekeluarga siap berangkat ngungsi, Semua pakaian dan perabotan yang bisa diangkut, Diangkut lah ke rumah baru. Bukan rumah baru sebenarnya, Tapi rumah tua yang kosong ditinggal sejak lama. Pagi itu seisi rumah siap pergi, Menempuh hidup baru di pengungsian...

...Kecuali ibunda Abu Ahmad

Dengan alasan apapun ia enggan berpisah dengan anaknya, Yang mesti sudah jadi jenderal, Tetaplah putra kecil kesayangan

"Ibu tidak akan meninggalkanmu nak. Apapun yang terjadi ibu InsyaAllah bersamamu. Menunggumu dirumah ini, Menyiapkan makan malam untukmu dan pasukanmu

Kecuali engkau keberatan, Maka ibu akan pergi. Tapi bila tidak, Ibu tetap disini. Dirumah kesayangan Allah Yarham ayahmu ini..."

Abu Ahmad bimbang

"Tapi bu, Aku kuatir keselamatanmu..."

Jawaban pamungkas ibunya tercinta menutup perdebatan kecil pagi itu

"Sejak gadis ibu dibawa mendiang ayahmu kesini, Menjalani suka duka berdua. Lalu lahir engkau dan saudara-saudaramu. Kami membesarkan kalian disini, Mendidikmu hingga AlhamdulIllah seperti sekarang ini. Terlalu banyak kenangan tertinggal disini. Bahkan ayahmu meninggal dikamar ini. Ibu ingin menghabiskan umur disini kalau engkau ijinkan nak..."

Tak kuasa menahan haru, Abu Ahmad memeluk ibunya. Segera mereka berdua akan menghadapi semuanya bersama. Sang ibu yang dulu seijin Allah melindungi sejak kecil, Kini InsyaAllah akan melindungi anaknya lagi. Minimal dari petaka kesepian disaat damai

Tapi tidak begitu dengan anak dan istri Abu Ahmad. Ia paksa mereka mengungsi. Putra tunggalnya harus meneruskan perjuangan nanti. Generasi ini butuh banyak lelaki untuk menjadi pasukan Imam Mahdi !

Berbulan-bulan kemudian anak beranak yang luarbiasa itu bersama menjalani kehidupan di garis depan. Bila malam tiba dan Abu Ahmad datang, Air panas telah disiapkan. Setelah ia mandi serta bersih-bersih badan keduanya makan malam, Berdua saja. Sang putra bercerita apa saja, Segala curhat segala suka duka dibaginya. Mulai perang yang sulit dan menguras tenaga, Sampai anggota yang sibuk nyari tempat BAB pas baku tembak sengit sedang berkecamuk !

Kebiasaan mulia Abu Ahmad adalah membawakan oleh-oleh sebisa-bisa. Ada apel sebiji ya itu sudah apel sebiji. Ada pisang setandan ya itu sudah pisang setandan. Bahkan pernah Abu Ahmad membawakan sebungkus roti murahan karena hanya itu yang ada. Pokoknya pulang ga boleh tangan kosong !

Dan yang mengharukan, Seorang ibu tetaplah ibu. Apapun pemberian anaknya, Itulah hadiah terindah. Diterimanya apapun oleh-oleh Abu Ahmad dengan suka cita. Doa-doa sepenuh hati terlantun dari lubuk hati, Ditambah senyum manis yang memuliakan putra kebanggaan, Menerima dengan ikhlas kesulitan sang putra yang berusaha membahagiakan sebisa-bisa

Suatu pagi, Pasukan bantuan Nushairiah berbondong-bondong memasuki pos terakhir mereka yang berhadapan dengan pos Abu Ahmad. Sejak semalam Abu Ahmad ga pulang, Perang hebat dan ramai arus mujahidin menyibukkan beliau sesibuk-sibuknya, Bahkan untuk pulang makan malam saja ga sempat, Padahal beliau tau sang ibu pasti telah menyiapkan makan malam

Jadi begitu ada waktu luang, Segera Abu Ahmad pulang ke rumah, Memohon maaf pada ibu atas keterlambatan semalam. Pengawalnya disuruh menunggu di rumah. Sebelum melangkah masuk, Abu Ahmad nyeletuk

"Ibuku ingin aku hidup mati bersamanya..."

Di dalam rumah, Mereka berdua segera menyantap hidangan semalam yang dipanaskan lagi. Keduanya menyantap dengan lahap seolah itu makan terakhir

Tiga jam berlalu di pos mujahidin. Abu Nushrah yang menunggu perintah dari sahabat akrab sekaligus komandannya itu bingung kok Abu Ahmad ga kunjung kembali ? Kesal menunggu, Beliau bertanya pada beberapa orang yang tengah berlari tergesa-gesa mendatangi. Belum sempat Abu Nushrah bertanya, Dengan tergopoh-gopoh mereka mengabarkan

"Rumah Abu Ahmad diroket MiG !!!"

Ketika reruntuhan bangunan diangkat, dibawah puing-puing rumah, Abu Ahmad dan ibunya tergeletak berdampingan. Tangan keduanya saling bergenggaman. Posisi kedua jenazah ditemukan sedang bertatapan. Dari bibir ibu dan anak itu tersungging senyum indah

Allah mengabulkan kesabaran Abu Ahmad, Dan mengekalkan kasih sayang sang Ibu. Sejak anaknya lahir hingga wafat, Sang ibu selalu menyertai...

--------------------------------------------------

Kisah diatas ditulis untuk menggerakkan kepedulian kita, Bukan sekedar untuk dibaca, Dilike dan dikoment

Mari berdonasi. Semoga Allah jadikan kita sebagai orang yang jujur dalam niat, Perkataan dan perbuatan

Rek Donasi Suriah dan Rohingya

Suriah (Umum)
- MANDIRI 900 0019 330 720 (Kcp. Katamso, Yogyakarta)
- BCA 1691 967 749 (Kcu. Ahmad Dahlan, Yogyakarta)
- BRI 0029 0110 999 7500 (Kcu. Cik Ditiro, Yogyakarta)
- BNI 0317 563 523 (Kcp. Parang Tritis, Yogyakarta)
Semua atas nama IKRIMAH
- Konfirmasi : Ikrimah 081809406405

Suriah (Khusus kurban)
Perekor domba gemuk besar 250 USD, Sapi 2.000 USD
- BCA 0201251621 (KCP Teluk Betung Lampung)
- MANDIRI 114 000 511 3413 (KC Bandar Lampung)
- BRI 5590-01-010972-53-8 (unit Bandar Agung Lampung)
Semua atas nama DIMAS ADITYO
- Konfirmasi : Dimas Adityo 085758894656

Rohingya
BRI : 0178 0100 6069 504 a.n Said Anshar

JazakumUllah khairal jaza
Allah Yubaarik fiikum wa fii maalikum

0 Response to "Ibu Tak Akan Meninggalkanmu Nak..."

Posting Komentar