Link Banner

Di Gebug Birmil

Fathi Yazid Attamimi
19 September 2015


DIGEBUK BIRMIL

Waktu terdengar desis panjang mengerikan dari langit yang makin dekat dan makin keras itu, Saya seperti terjebak dalam lamunan panjang. Lari bukan pilihan, Sedang mati adalah kepastian

Ya, Lari ga lari, Saya pasti mati !
Atau pasti ga mati

Birmil yang berat bahan peledaknya aja sekira 300kg itu sedang meluncur cepat ke atas kepala saya !

Ga ada kesempatan lari. Bahkan lari pun percuma ! Dari dalam rumah reyot yang kami tempati selepas diundang makan siang oleh pemiliknya, Ga mungkin melihat ke langit untuk memperkirakan akan kemana jatuhnya si birmil kurang ajar !

Tapi kemudian tetiba saya tersadar. Sekarang bukan saatnya melamun !

Maka saya segera melafal 2 kalimat syahadat, Menghembuskan nafas pelan-pelan, Lalu sekali lagi mengucapkannya

BismIllah
Saya siap mati


Dan anehnya, Disitu saya mendapat satu perasaan tenang yang ganjil. Ga ada bayangan anak istri melintas, Atau kilas balik masa lalu yang patut dikenang, Atau jasa-jasa orangtua yang mengharukan. Yang ada hanya ketenangan yang kosong. Seperti kepasrahan yang total dan dalam

Saya pernah terjun pada beberapa pertempuran, Berkeringat dingin berjam-jam, Dan gatal berkali-kali melirik bedil di sebelah pingin tukeran sama kamera yang saya bawa. Ketika itu rasanya jauh lebih mengerikan meski kematian belum membayang dan medan tempur masih beberapa jam lagi baru sampai kami datangi. Ada refleksi singkat fase kehidupan yang saya jalani. Ada dosa yang masih saya sesali. Ada anak yang selalu saya rindui. Ada istri yang senyumnya terus bersemayam di hati. Dan ada doa-doa ketiga orangtua yang setia menyertai. Semuanya campur baur, Aduk pakai sendok kayu gado-gado, Lalu namakan jadi apa saja suka-suka. Membuat pengalaman tersebut jadi candu. Dimana patriotisme bercampur romantisme

Tapi rasanya kemarin itu sama sekali beda ! Dan makin dekat birmil, Makin tenang lah saya !

ssssssssssSSSSSSSSSSSSSSHHHHHH

Birmil makin dekat

ssssssssssSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS
BLAAARRR !!!

Jendela rumah terpental !
Hembusan angin dari ledakan membalikkan meja tarabeza berikut isinya !
Saya sendiri merasa seperti ditampar oleh terpaan angin keras yang melesat dari jendela serta lubang di tembok !
Bahkan Abu Muhammad yang nekat melongok di jendela terjengkang ke belakang beberapa meter !

Si Birmil ga sopan meleset jatuh sekira 300 meter di sebelah kanan kami. Tapi heli yang mengangkutnya masih diatas. Berputar-putar mencari lokasi kami yang 1/2 jam sebelumnya nekat mengumandangkan adzan shalat jum'at. Yang mana di Suriah ini, Datang ke mesjid merupakan pembuktian bagi orang yang beriman...

Dan berani mati !

3 birmil susulan menghantam lagi dalam 10 menit berikutnya. Ledakannya yang keras menerjang segala. Menghancurkan sebuah rumah dan beberapa kebun apel. Menjadi pengantar kematian bagi orang-orang

Kemarin alhamdulIllah kami selamat
Entah besok atau lusa

Saya baru 2 bulan berada di Suriah dalam rangka kegiatan kemanusiaan serta kerja jurnalistik. Tapi kengerian yang saya alami kalau bisa cukup sekali saja seumur hidup. Lalu bagaimana mereka yang 5 tahun terakhir ini setiap harinya berada dalam situasi demikian, Bahkan jauh lebih mengerikan ? Masihkah kita berdiam diri dan hanya bersimpati ?

Mari bantu mereka ! Dengan segala yang kita punya ! Semoga dengan begitu Allah catat kita sebagai muslim sejati. Yang berbagi kebahagiaan dengan mereka yang sedang menderita

Tulisan-tulisan pada akun ini saya buat untuk mengumpulkan dana bagi bantuan muslim Suriah. Saya membuka rekening pada no berikut. Silakan membantu semampunya. Sedikit tapi rutin atau banyak tapi rutin insyaAllah jadi kebaikan bagi donatur, Karena harta kita dibersihkan dengan cara yang agung dan mulia demi menolong sesama muslim

Untuk berdonasi klik DISINI

0 Response to "Di Gebug Birmil"

Posting Komentar